Beberapa
penjelasan mengenai filsafat tentang
pengetahuan. Dipertanyakanlah
hal-hal misalnya : Apa itu pengetahuan?
Dari mana asalnya? Apa ada
kepastian dalam pengetahuan, atau semua hanya hipotesis atau dugaan belaka? Teori
pengetahuan menjadi inti diskusi, apa hakekat pengetahuan, apa unsur-unsur
pembentuk pengetahuan, bagaimana menyusun dan mengelompokkan pengetahuan, apa
batas-batas pengetahuan, dan juga apa saja yang menjadi sasaran dari ilmu
pengetahuan.[2] Disinilah
filsafat ilmu memfokuskan kajian dan telaahnya. Yakni pada sebuah kerangka konseptual yang
menyangkut sebuah system pengetahuan
yang di dalamnya terdapat hubungan
relasional antara, pengetahu /yang mengetahui (the Knower) dan yang
terketahui /yang diketahui (the
known) dan juga antara pengamat (the
observer) dengan yang diamati (the observed).[3]
Pengertian-pengertian
tentang filsafat ilmu, telah banyak dijumpai dalam berbagai buku maupun
karangan ilmiah. Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap
persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun
hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia. Filsafat ilmu
merupakan suatu bidang pengetahuan integrative yang eksistensi dan pemekarannya
bergantung pada hubungan timbal-balik dan saling-pengaruh antara filsafat dan
ilmu.
Filsafat ilmu merupakan
penerusan pengembangan filsafat pengetahuan. Objek dari filsafat ilmu adalah
ilmu pengetahuan. Oleh karena itu setiap saat ilmu itu berubah mengikuti
perkembangan zaman dan keadaan. Pengetahuan lama menjadi pijakan untuk mencari
pengetahuan baru. I
Untuk memahami arti dan
makna filsafat ilmu, di bawah ini dikemukakan pengertian filsafat ilmu dari
beberapa ahli yang terangkum dalam sejumlah literatur kajian Filsafat Ilmu.[4]
·
Robert
Ackerman “philosophy of science in one aspect as a critique of current
scientific opinions by comparison to proven past views, but such aphilosophy of
science is clearly not a discipline autonomous of actual scientific paractice”.
(Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang
pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteria-kriteria
yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu
jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara aktual.
·
Lewis
White Beck “Philosophy of science questions and evaluates the methods of
scientific thinking and tries to determine the value and significance of
scientific enterprise as a whole. (Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi
metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya
ilmiah sebagai suatu keseluruhan)
·
Cornelius
Benjamin “That philosopic disipline which is the systematic study of the
nature of science, especially of its methods, its concepts and presuppositions,
and its place in the general scheme of intellectual discipines. (Cabang
pengetahuan filsafati yang merupakan telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya
metode-metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya
dalam kerangka umum cabang-cabang pengetahuan intelektual.)
·
Michael
V. Berry “The study of the inner logic if scientific theories, and the
relations between experiment and theory, i.e. of scientific methods”.
(Penelaahan tentang logika interen dari teori-teori ilmiah dan
hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah.)
·
May
Brodbeck “Philosophy of science is the ethically and philosophically
neutral analysis, description, and clarifications of science.” (Analisis
yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai
landasan – landasan ilmu.
·
Peter
Caws “Philosophy of science is a part of philosophy, which attempts to do
for science what philosophy in general does for the whole of human experience.
Philosophy does two sorts of thing: on the other hand, it constructs theories
about man and the universe, and offers them as grounds for belief and action;
on the other, it examines critically everything that may be offered as a ground
for belief or action, including its own theories, with a view to the
elimination of inconsistency and error. (Filsafat ilmu merupakan suatu
bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya
melakukan pada seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam hal :
di satu pihak, ini membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan
menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di lain
pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai
suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teori-teorinya sendiri,
dengan harapan pada penghapusan ketakajegan dan kesalahan
·
Stephen
R. Toulmin “As a discipline, the philosophy of science attempts, first, to
elucidate the elements involved in the process of scientific inquiry
observational procedures, patens of argument, methods of representation and
calculation, metaphysical presuppositions, and so on and then to veluate the
grounds of their validity from the points of view of formal logic, practical
methodology and metaphysics”. (Sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu
mencoba pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan
ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola perbincangan, metode-metode
penggantian dan perhitungan, pra-anggapan-pra-anggapan metafisis, dan
seterusnya dan selanjutnya menilai landasan-landasan bagi kesalahannya dari
sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi praktis, dan metafisika).
Dari paparan pendapat
para pakar dapat disimpulkan bahwa
pengertian filsafat ilmu itu mengandung konsepsi dasar yang mencakup hal-hal
sebagai berikut:
1) sikap kritis dan evaluatif terhadap
kriteria-kriteria ilmiah
2) sikap sitematis berpangkal pada
metode ilmiah
3) sikap analisis obyektif, etis dan
falsafi atas landasan ilmiah
4) sikap konsisten dalam bangunan teori
serta tindakan ilmiah
Selanjutnya John Losee
dalam bukunya yang berjudul,A Historical Introduction to the Philosophy of
Science, Fourth edition,
mengungkapkan bahwa : The
philosopher of science seeks answers to such questions as:
·
What characteristics distinguish scientific inquiry from other types of
investigation?
·
What procedures should scientists follow in investigating nature?
·
What conditions must be satisfied for a scientific explanation to be
correct?
·
What is the cognitive status of scientific laws and principles?[5]
Dari ungkapan tersebut terdapat
sebuah konsep bahwa tugas dari pemikir filsafat ilmu itu untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan
persoalan yang menyangkut: pertama, apa yang menjadi perbedaaan ilmiah
karakteristik type masing – masing ilmu ntara satu ilmu dengan ilmu lainnya melalu penelitian. Kedua Prosedur apa yang
harus dilakukan secara ilmiah dalam melakukan penelitian atas kenyataan yang
terjadi di alam?, Ketiga apa
yang mestinya dilakukan dalam mendapatkan penjelasan
ilmiah untuk melakukan penelitian dan
eksperimen itu ? Dan keempat apakah teori itu dapat diambil sebagai konsep
dan prinsip-prinsip ilmiah?.
Level
|
Disciplin
|
Subject-matter
|
2
|
Philosophy
of Science
|
Analysis
of the Procedures and Logic of Scientific Explanation
|
1
|
Science
|
Explanation
of Facts
|
0
|
|
Facts
|
Dengan memperhatikan tabel
diatas secara jelas ditampilkan bahwa filsafat ilmu menempati level ke-2
sedangkan ilmu (science) pada level
pertama dan semuanya pada satu pangkal pokok yakni fakta (kenyataan) menjadi
basis utama bangunan segala disiplin ilmu. Kalau ilmu itu menjelaskan Fakta
sementara filsafat ilmu itu subyek materinya adalah menganalisa
prosedur-prosedur logis dari ilmu (Analysis of the Procedures and Logic of
Scientific Explanation).
0 comments:
Post a Comment